Tips Cepat Menghitung Berat
Ternak
OPINI | 21 March 2011 | 00:17 Dibaca: 4858
Komentar: 2 1 inspiratif
sapi limousin mirip tong, bukan/
Pada ternak besar untuk menghitung bobot kerbau atau sapi tentu sulit
bukan? Kalau unggas cukup diikat kakinya lalu ditimbang beres, bukan?
Kalau di perusahaan besar, bobot sapi dan kerbau biasa ditimbang dengan
timbangan ternak. Timbangan ternak cukup berat dan harganya pun
mahal. Di pasar hewan, timbangan ternak ini tak dijumpai. Jual beli
sapi, kerbau dan domba lebih banyak dengan cara “beuli bogoh” sehingga berat
ternak acapkali diabaikan.
Namun ternyata cukup dengan seutas tali, bobot ternak, berikut karkas
(potongan daging tulang) dan bahkan dagingnya bisa ditentukan.
Bila dicermati, penampang tubuh kerbau, sapi dan domba menyerupai bentuk
geometris berupa tabung. Untuk mencari volume tabung harus
diketahui luas alas dan tinggi. Dalam hal ini, lingkar dada hewan dapat
diasumsikan sebagai luas alas bangun lingkaran dan panjang badan sebagai
tinggi.
Lingkar dada diperoleh dengan melingkarkan seutas tali di belakang
gumba melalui belakang belikat. Sementara panjang badan diukur dari bahu hingga
penonjolan tulang duduk. Dengan memperhatikan volume organ kepala, kaki, ekor,
dan massa jenis daging atau jeroan bakal diperoleh pendekatan untuk memperoleh
berat hewan sebenarnya.
Melalui berbagai percobaan, para ahli akhirnya menemukan rumus untuk
menghitung bobot ternak. Sebut saja, Schoorl menemukan rumus untuk
mengetahui berat badan dengan cukup mengetahui satu komponen, yakni lingkar
dada. Rumus itu dinamai namanya sendiri rumus Schoorl yaitu Bobot Badan (kg)
= {lingkar dada (cm) + 22} dikuadratkan dibagi 100.
Sementara Scheiffer mengadopsi rumus tabung dengan menampilkan formula,
yakni Bobot Badan (lubels) = {lingkar dada (inchi) kuadrat x panjang badan}
(inchi) dibagi 300. Rumus ini disesuaikan oleh Lambourne dengan mengonversi
ke dalam satuan yang cocok dengan kehidupan masyarakat kita, yakni Bobot Badan
(kg) = {lingkar dada (cm) kuadrat x panjang badan (cm)} dibagi 10840.
Sejumlah peneliti mencoba membuktikan keakuratan rumus-rumus itu
diuji-cobakan terhadap beberapa kelompok sapi antara bobot taksir dan bobot
timbangan. Hasilnya rumus Scheiffer dan Lambourne lebih mendekati berat real
sapi sebenarnya dengan tingkat kesalahan di bawah 10 persen. Sedangkan rumus
Schoorl tingkat kesalahannya mencapai 22,3 persen.
Perbedaan perhitungan berat pada mahluk hidup adalah wajar, karena bobot
hewan sangat dipengaruhi situasi dan kondisi lingkungan, yakni gelisah
(stress), habis makan, banyak minum atau baru buang feses. Hewan yang ditimbang
sekalipun, akibat buruk perlakuan dan pengangkutan dapat menyebabkan susut
tubuh 5-10%.
Dengan memperoleh angka taksiran bobot hidup, maka persentase karkas
dan daging dapat segera diketahui. Karkas sapi berkisar 47-57 persen
dari bobot hidupnya dan daging 75 persen dari karkas. Karkas adalah
potongan daging tulang tanpa kepala, kaki, kulit dan jeroan. Untuk domba
persentase karkasnya sekitar 45 persen dan dagingnya 75 persen dari karkas.
Kalkulasi ini sangat penting, bagi hewan kurban dapat
memperkirakan jumlah daging dibandingkan jumlah mustahik (penerima daging
kurban). Atau bagi pedagang juga dapat dijadikan perbandingan harga
apakah hewan yang dibeli terlalu mahal atau tidak dibanding harga
pasaran. Hee…
Oh, ya ….Satu lagi penting kemampuan menaksir amat penting yaitu umur
ternak. Umur ini amat penting untuk mendapatkan daging yang renyah dan
marbling baik. Atau penting juga sebagai syarat sah untuk ritual akekah
dan kurban. Jangan kita sampai terkecoh, membeli sapi tua
pasti dagingnya bakal alot dan liat.
Umur ternak dapat diketahui berdasarkan susunan gigi geliginya. Mintalah si
penjual memperlihatkan susunan gigi seri (berada di rahang bawah). Bila gigi
seri dewasa telah tumbuh (tampak besar dan kuat seperti kapak, gigi susu
kecil-kecil seperti sisir jagung muda), maka hewan dipandang dewasa/cukup umur
(musinnah). Pada domba dan kambing perubahan ini terjadi pada umur 1-1,5 tahun
dan sapi 2-2,5 tahun. Hewan tua ditandai pergesekan gigi dan keausan gigi
dewasa akibat pemakaian yang terlampau lama.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar